Rabu, 18 Mei 2011

nganggur

Prolog
Kulihat kanan kiri, dinding semen mengekangku.Seorang pria berkeriput masuk dan duduk di seberangku ia minum kopi seteguk sebelum akhirnya meletakkan di meja yang merupakan penghalang diantara kita berdua. Kugaruk-garuk pergelangan tanganku, 'kenapa borgol besi bisa segatal ini?'pikirku terganggu.

"So.."pria itu akhirnya berkata, pandangan menusuk, postur tegak. "Siena Verdigo, anda mengakui pernah melakukan pembunuhan-ia berhenti saat ia buka folder mengenai pengakuanku.."50-120 pembunuhan, ia menatapku ragu. Kau serius?" Aku memberinya senyum kecil, "yeah...kau tak percaya?aku sekarang mungkin hanya seorang wanita di umur 50-an nya tapi dulu aku sangat pintar dan berbahaya kau tahu".  Pria itu sepertinya tak percaya satu kata pun yang keluar dari mulutku, "kalau gitu kenapa polisi tak pernah mencerugaimu lagipula beberpa kasus yang kau akui pernah lakukan itu dulu pernah diperiksa sebelumnya dan walau deskripsi korbannya tepat tapi jejak-jejakmu dn penjelasanmu tak masuk-

"Polisi itu bodoh!" ia lagi-lagi berhenti bicara, muka menunjukkan kekesalannya mendengar komentar pedasku. Aku menatapnya langsung di mata "aku tak pernah meninggalkan jejak makanya tak pernah dicurigai atau ditangkap...dan asal kau tahu penjelasanku masuk akal."nada bicaraku tegas hampir mengancam. Pria itu melonggarkan dasinya keringat bercucuran-lucu bukannya aku yang seharusnya disudutkan?
"Baik"ia menyantaikan diri tubuh menyondong ke depan "Mari kita anggap semua ucapanmu benar, seandainya kau benar-benar seorang pembunuh...kenapa mengaku sekarang?" Aku tersenyum lebih lebar lagi "pertanyaan yg lama tlh kutunggu. Aku menundukkan kepala menatap lantai "untuk menjawab pertnyaan itu aku harus cerita terlebih dahulu....."

Aku dulu baru 7 tahun kakak perempuanku  Marie, usia 13 tahun dan aku sedang bermain di halaman saat itu sedang musim salju seluruh pohon mati dan selimut putih dimana-mana, kolam ikan pun membeku. Marie dan aku bermain skating diatas kolam es itu, orang tua kita sedang pergi kerja dan kita tak punya tetangga. Kita hanya berdua, di rumah kecil dekat hutan...esnya retak, pecah Marie hampir jtuh ke dalam air beku itu tapi aku menariknya jadi dia aman. Dia tersenyum padaku-bersyukur, dia bilang "kalau aku jatuh gimana ya?"...aku melihat es, membayangkan Marie bila dia jatuh. 

Aku memberikan kakakku tersayang itu, senyuman termanisku.
"Mau cari tau?"
BYUR
Aku mendorongnya ke air beku dan mematikan itu...
Dia tak bisa renang aku tahu itu dari dulu...
Dia minta tolong...
Aku diam saja dan menonton, aku ketawa...
Dia tenggelam....tak bernyawa lagi...mati...
 Saat aku sadar aku telah membunuhnya, aku merasa senang...
Dan saat ortuku percaya bahwa ini semua kecelakaan...
Aku makin senang....
Pembunuhannya..perasaan yang kau dapat saat tahu kau
bertanggung jawab atas hilangnya nyawa seorang.....
Sensasi andrenalin...rasa menggelitik
Semua kebahagiaan ada dan....

                                                                                                                                                     I love it.

2 komentar: